Topeng

Add Comment

Puisi Topeng Oleh | Muhtar Idont

Sebuah peran dibalik topeng. Angkuh lusuh terkulai. Artikulasi yang minim  membuatnya terjerat

dan lunglai. 
Walau bagaimanapun lihaimu memerankannya tetap saja keaslianmu terkuak. Aibmu yang busuk, 

lidahmu yang bercabang, bermuka dua, kemenduaan yang tersandera. 
Sayangnya kau sudah tua, badanmu bungkuk, kau sudah tidak lihai dan piawai lagi, tinggal 

menghitung gigi yang tinggal berapa.
Kami menuntut keorisinilan, cinta, dan kehangatan. 
Ayolah jangan lagi memainkan peran yang kami sudah bosan dengan nya.
Salam cinta dari kami yang bosan 
kepada mereka yang selalu berkompromi dengan keadaan, lebih mencari rasa aman ketimbang bangkit melawan.

About the Author

Nunc at tortor tempor, tincidunt purus ut, placerat turpis. Sed pulvinar vehicula dolor, at volutpat nibh euismod sed. Nunc sit amet lectus arcu. Nullam sit amet urna in felis accumsan iaculis a sed urna.

0 komentar